abi Joe Sandy Co-Administrator
Jumlah posting : 552 Points : 101012 Reputasi : 107 Join date : 2009-10-23 Age : 28 Lokasi : jakarta,indonesia...
| Subject: Informasi Terbaru Haji Indonesia Tahun 2009 / 2010 Tue Dec 22, 2009 4:41 am | |
| Berita Informasi Terbaru Haji Indonesia Tahun 2009 / 2010
MADINAH,(MCH) — Kasus Jemaah HAJI Indonesia yang tersesat dan tidak bisa kembali ke pemondokan semakin sering ditemukan di Madinah. Sejak tiga hari jemaah tiba di Madinah setidaknya ada lima kasus jemaah tersesat dari regu atau rombongannya.
Kebanyak jemaah yang tersesat atau tertinggal dari rombongannya adalah jemaah perempuan dengan usia yang sudah uzur atau di atas 60 tahun. Di samping itu, Jemaah juga kebanyakan tidak bisa berbahasa Indonesia dan hanya bisa berbahasa daerahnya.
Seperti yang dialami jemaah yang bernama Surif Sarisah binti Bunaim dari kloter 3 Solo asal Gringsing, Batang, Jateng. Ibu Surif bersama suaminya pergi salat subuh ke Masjid Nabawi. Karena di Masjid Nabawi mempunyai pintu sendiri-sendiri antara jemaah laki-laki dan perempuan, maka Ibu Surif ini berpisah dengan suaminya. Usai salat subuh ibu yang berusia di atas 60 tahun ini kesulitan menemukan suaminya dan tidak bisa kembali ke pemondokan.
Akhirnya Ibu Surif ditemukan oleh bagian katering dan dibawa ke kantor Daerah Kerja Madinah. Setelah didata kemudian diantar ke pemondokan oleh petugas daker.
Lain halnya yang dialami Ibu Sumarni dari kloter 1 Jateng ini juga tertinggal dari rombongannya ketika melihat-lihat orang yang berjualan di sekitar pemondokan. Karena tertinggal dirinya tidak bisa kembali ke Pemondokan lagi. “Kulo tembe delok-delok tiang dodolan. Eh, kok sampun boten wonten rencang-rencang“, cerita Ibu Sumarni dalam Bahasa Jawa.
Sementara itu Haji Kasim, Ketua Kloter Jateng menjelaskan, yang harus ditekankan bagi jemaah adalah menjadi haji mandiri. Di samping itu juga harus ada kerja sama dengan ketua kloter, ketua rombongan dan ketua regu untuk melakukan pengawasan. Dengan kondisi jemaah Indonesia yang rata-rata dalam usia yang sudah uzur dan juga banyak yang tidak bisa berbahasa Indonesia, bagaimana bisa mengharapkan mereka bisa menjadi haji yang mandiri? | |
|